Minggu, 30 November 2008

Masjid Aya Sofia




nama masjid ini memberikan inspirasi pada nama anak kedua saya
adapun nama anak saya selengkapnya adalah aya shofia achsanti akmalia
berikut sedikit tulisan mengenai masjid aya sofia.

Di belahan jantung Eropa, berdirilah sebuah tempat peribatatan kaum muslimin. Ia adalah mesjid Aya Sofia.
Sebelum menjadi masjid, Aya Sofia adalah gereja umat Kristen Timur yang dibangun


oleh Constantius, putra Kaisar Constantine Agung. Gereja ini sering jatuh bangun dihantam gempa. Meski bangunannya dibuat berbentuk kubah biar tahan gempa, tapi tetep aja KO. Pada tanggal 7 Mei 558 M, di masa Kaisar Justinianus, kubah sebelah timur runtuh terkena gempa. Pada tanggal 26 Oktober 986, pada masa pemerintahan Kaisar Basil II (± 958-1025), kena gempa lagi (euleuh-eulueh, teu kapok-kapok nya!)
Akhirnya, renovasi gede-gedean dilakukan biar nggak kena gempa pada awal abad ke-14. Keistimewaan bangunan ini terletak pada bentuk kubahnya yang besar dan tinggi. Bayangin aja, ukuran tengahnya aja 30 m. Trus, tinggi dan fundamennya 54 m. Udah gitu, interiornya dihiasi dengan mosaik dan fresko, tiang-tiangnya terbuat dari pualam berwarna-warni, dan dindingnya dihiasi pula dengan berbagai ukiran. Indah tenan euy!
Ketika Konstantinopel jatuh ke tangan tentara Islam di bawah pimpinan Sultan Muhammad II bin Murad II Turki Usmani (yang terkenal dengan julukan ‘al-Fatih’ alias sang penakluk) pada tanggal 27 Mei 1453. Ketika memasuki kota itu, al-Fatih turun dari kudanya dan melakukan sujud syukur kepada Allah swt. Lalu beliau pergi ke Gereja Aya Sofia dan memerintahkan untuk mengubahnya menjadi Masjid yang terkenal dengan nama Masjid Aya Sofia. Nama Konstantinopel pun beliau ganti menjadi Islam Pol (Kota Islam) yang ucapannya bergeser menjadi Istambul.
Berbagai modifikasi terhadap bangunan segera dilakukan agar sesuai dengan corak dan gaya bangunan masjid. Pada masa Sultan Muhammad al-Fatih (memerintah 1444-1446 M dan 1451-1481 M) dibuat sebuah menara di bagian selatan. Sultan Salim II (memerintah 1566-1574 M), dibangun sebuah menara di bagian timur laut. Sultan Murad III (memerintah 1574-1595 M), membangun dua buah menara dan mengubah bagian-bagian bangunan yang bercirikan gereja. Termasuk mengganti tanda salib yang terpampang pada puncak kubah dengan hiasan bulan sabit.
Jadi Museum
Setelah kekhilafahan Turki Usmani kalah pada Perang Dunia I, pasukan sekutu menguasai Istanbul pada tahun 1922 M. Bangunan kuno Aya Sofia yang hampir lima abad dijadikan masjid, diubah menjadi museum oleh penguasa baru Turki, Mustafa Kemal Ataturk (Bapak moyangnya Republik Sekuler Turki). Dan memindahkan ibu kota Turki dari Istambul ke Ankara.
Sobat muda, sejak saat itu, masjid Aya Sofia dijadikan salah satu objek wisata terkenal oleh pemerintah Turki di kota Istambul. Nilai sejarahnya tertutupi oleh gaya arsitektur Byzantium yang indah mempesona. Inilah salah satu upaya musuh-musuh Islam untuk menghilangkan jejak kejayaan Islam. Padahal, dulu Sultan Muhammad al-Fatih hanya didukung oleh 265 orang untuk menaklukan kota Byzantium alias Konstantinopel bin Istambul yang menjadi pusat kekaisaran Romawi Timur. Makanya kita nggak perlu minder dengan kekuatan yang dimiliki musuh-musuh Islam. Kita pasti menang dan Islam akan kembali berjaya. Allahu Akbar!
sumber : http://sobatmuda.wordpress.com

Tidak ada komentar: